Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2011

Kampus Australia yang Masuk ADS

M asa pengajuan beasiswa Australian Development Scholarship ( ADS ) untuk tahun 2012 telah berakhir. Beasiswa ADS 2012 yang dibuka 6 Juni 2011 ditutup 26 Agustus 2011. Pada tenggat akhir tersebut seluruh berkas lamaran harus sudah diterima oleh Kantor Australia Awards di Jakarta. Meskipun saya belum memasukkan aplikasi ADS tahun ini, namun seperti saran dari teman bahwa sebaiknya iseng-isenglah mengisi aplikasi form ADS. Dari situ kita akan tahu kemauan dari penyelenggara ADS. Setelah sekilas baca "ADS 2012 intake Application Form" saya temukan daftar universitas-universitas di Australia yang menjadi tujuan belajar ADS. Saya pikir logis juga, sebelum mengajukan aplikasi tersebut kita harus menentukan kampus-kampus mana yang akan menjadi tujuan belajar.

Menambahkan Style di Zotero

A plikasi Zotero memudahkan kita untuk mengganti style -- saya menerjemahkannya sebagai "gaya pustaka" -- dari pustaka yang menjadi rujukan ilmiah kita. Dengan mudah kita bisa merubah sistem author-date (Harvard Style) menjadi sistem nomor (Vancouver Style). Dalam proses pembuatan karya ilmiah (jurnal, buku, dan sebagainya) kita tidak dikhawatirkan mengenai problem ini jika ternyata dituntut untuk merubah style. Meskipun puluhan hingga ratusan halaman atau puluhan pustaka yang harus diganti style-nya, kita cukup dengan mengeklik tombol yang sesuai maka secara otomatis akan dirubah sesuai pilihan style baru. Apalagi secara internasional terdapat beragam style yang kadang merupakan modifikasi dari style tertentu. Keragaman style ini akan menjadi masalah jika kita tidak menggunakan aplikasi seperti zotero. Nah, masalahnya di zotero memang tersedia style yang secara default ada. Namun, bagaimana bila kita diharuskan menggunakan style tertentu yang belum ada di zotero kita. Kita b

Mudah Membuat Latar Belakang Riset

R iset atau penelitian merupakan bagian dari upaya kita untuk mencari jawaban atas suatu permasalahan. Pencarian jawaban melalui riset ini tentunya dengan cara sistematik atau metode tertentu yang menghasilkan jawaban yang benar. Benar disini juga mengandung arti objektif atau valid. Objektif bermakna benar apa adanya, layaknya hasil potret maka apa yang terpotret memang persis seperti adanya. Jawaban-jawaban yang seperti itulah yang kita harapkan dari suatu riset. Jawaban yang kita perlukan tentunya tidak hanya sekedar jawaban. Kita mengharapkan bahwa jawaban itu memang bisa menjawab permasalahan yang nyata, utamanya masalah terkini. Hal ini berarti sebelum melakukan riset kita harus menjamin bahwa permasalahan yang akan kita pecahkan memang ada (nyata) dan mendesak untuk dicari jawabannya. Jaminan ini biasanya terurai didalam latar belakang proposal riset. Maka muncul masalah bagaimanakah menyusun latar belakang riset yang baik itu. Menurut saya, riset yang baik itu memiliki 3 (t

Mengapa Suatu Pelarut Dikatakan Polar?

U ntuk mendapatkan suatu senyawa dari suatu bahan tumbuhan, kita dapat menjalankan proses yang dinamakan dengan "ekstraksi berpelarut" ( solvent extraction ) atau bisa disebut "ekstraksi" saja. Pelarut yang akan digunakan untuk ekstraksi harus dipilih yang cocok. Kriteria yang digunakan untuk memilih pelarut ekstraksi antara lain masalah harga, toksisitas, ketersediaan, selektivitas solut, kesulitan untuk rekoveri, sifat fisik (kelarutan dalam air, viskositas, titik didih) dan keamanan penggunaannya (keterbakaran, volatilitas). Keputusan akhir biasanya merupakan jalan tengah di antara kriteria tersebut. Namun, untuk skala laboratorium, kriteria yang menjadi kunci pemilihan pelarut yaitu faktor kelarutan (solubilitas) dan selektivitas (Cannel, 1998:61). Kedua faktor kunci tersebut berhubungan dengan kepolaran molekul pelarut itu sendiri. Kepolaran menunjukkan kekuatan gaya tarik menarik antara molekul. Jika dua zat memiliki gaya-tarik-antara-molekul yang sama ata

Masa Depan Skripsi

S kripsi bukan merupakan barang asing bagi insan yang pernah mengenyam bangku pendidikan tinggi. Sebagai bagian dari rangkaian aktivitas pembelajaran, skripsi menempati posisi penghujung (pungkasan) yang akan menentukan nasib dari seorang mahasiswa. Pengorbanan untuk membangun skripsi tak hanya tenaga dan pikiran saja, uang serta waktu juga urun di sana. Cukup beruntung jika sebagian mahasiswa mendapat bantuan pendanaan dari proyek penelitian dosennya. Namun, sebagian harus merogoh kocek sendiri (orang tua) alias mandiri. Jikalau memang banyak pengorbanan yang harus dicurahkan dalam membuat skripsi, lantas mengapa hingga saat ini skripsi umumnya bertengger di rak-rak perpustakaan atau arsip laboratorium. Apakah memang harus demikian nasib skripsi?. Skripsi seharusnya bisa ambil bagian dalam penemuan atau pengembangan ilmiah untuk memecahkan problem. Berikutnya, saya akan mengutarakan pemikiran atau ide dengan harapan nasib skripsi akan lebih cerah di masa mendatang. Di dalam buku p

Kelas-kelas Reagen Kimia

S ewaktu di laboratorium kita jarang lepas dari pelarut organik atau reagen kimia. Coba lihat rak atau lemari laboratorium, pelarut menjadi barang wajib di sini. Bukan laboratorium kalau tidak ada pelarut. Mau tidak mau di setiap praktikum yang berbau farmasi kita akan bersentuhan dengan benda cair ini. Apalagi yang sedang melakukan proyek riset seperti skripsi atau penelitian lain, bercengkerama dengan pelarut organik adalah hal yang lumrah. Namun, ada hal yang sepertinya belum kita ketahui sepenuhnya. Sebagai contoh, di teks skripsi tepatnya di bahan atau metode sering kita jumpai kata "pelarut teknis", "pelarut p.a", dan sebagainya. Istilah ini beredar dari mulut ke mulut, dari skripsi ke skripsi lainnya. Namun, apakah istilah ini memang resmi ada atau standar? sebenarnya apa maksudnya?. Dimanakah anda bisa membaca definisi tentangnya?. Di laboratorium kita tahu ada istilah "pelarut teknis", "pelarut p.a", "pharmaceutical grade", dan