Langsung ke konten utama

Mudah Membuat Latar Belakang Riset

Riset atau penelitian merupakan bagian dari upaya kita untuk mencari jawaban atas suatu permasalahan. Pencarian jawaban melalui riset ini tentunya dengan cara sistematik atau metode tertentu yang menghasilkan jawaban yang benar. Benar disini juga mengandung arti objektif atau valid. Objektif bermakna benar apa adanya, layaknya hasil potret maka apa yang terpotret memang persis seperti adanya. Jawaban-jawaban yang seperti itulah yang kita harapkan dari suatu riset. Jawaban yang kita perlukan tentunya tidak hanya sekedar jawaban. Kita mengharapkan bahwa jawaban itu memang bisa menjawab permasalahan yang nyata, utamanya masalah terkini. Hal ini berarti sebelum melakukan riset kita harus menjamin bahwa permasalahan yang akan kita pecahkan memang ada (nyata) dan mendesak untuk dicari jawabannya. Jaminan ini biasanya terurai didalam latar belakang proposal riset. Maka muncul masalah bagaimanakah menyusun latar belakang riset yang baik itu.

Menurut saya, riset yang baik itu memiliki 3 (tiga) macam kelayakan, yaitu layak untuk dilakukan (diteliti), layak didanai, dan layak dipublikasi. layak dipublikasi maksudnya bahwa penelitian ini akan cukup pantas dipublikasi setidaknya di jurnal nasional terakreditasi. Saya kira kuncinya terletak pada kekinian (state of the art), keterbaruan (novelty) dan keaslian (originalitas) hasil riset. Adapun layak didanai berarti memenuhi tuntutan masalah pemberi dana. Layak didanai bisa diartikan bahwa riset kita sinkron dengan peta jalan riset yang ditentukan oleh lembaga pemberi dana yang umumnya dari instansi pemerintah. Layak didanai ini erat kaitannya dengan kelayakan pertama, yaitu layak untuk dilakukan. Layak dilakukan bermakna bahwa riset tersebut harus penting dan genting (urgent). Penting berarti masalah tersebut memang nyata, sedangkan genting menyatakan bahwa masalahnya harus segera dipecahkan (aktual). Kedua kelayakan tersebut (layak dilakukan dan layak didanai) mencerminkan keunggulan ide peneliti, sedangkan kelayakan dipublikasi menunjukkan keunggulan daya analisis atas hasil risetnya. Kelayakan untuk dilakukan merupakan syarat pertama dan utama dibanding lainnya. Oleh sebab itu titik tekan selanjutnya mengenai hal ini.

Seperti disebutkan sebelumnya bahwa riset itu harus penting dan genting. Permasalahannya bagaimanakah hal ini diuraikan dalam latar belakang. Latar belakang yang baik mampu mengungkapkan maksud peneliti bahwa riset yang diajukan tersebut penting dan genting dilakukan. Untuk itu, maka alur pikir dalam latar belakang harus terstruktur dengan baik. Alur pikir tersebut harus logis, runtut, dan menajam seperti piramida terbalik. Struktur atau alur pikir dalam latar belakang yang baik memiliki 3 uraian, yang disebutkan secara urut sebagai berikut:

nilai penting masalah
Pada bagian inti pertama dalam latar belakang harus diuraikan permasalahannya seperti apa. Uraian ini harus menunjukkan bahwa masalah itu memang ada atau nyata. Untuk memperkuatnya sebaiknya ditambah dengan data-data yang relevan dan kalau bisa terkini dari sumber resmi atau yang terpercaya. Data tersebut misalnya menyatakan derajat kejadian, keterulangan, dan sebagainya.

Pengatasan masalah yang telah ada
Di sini, diuraikan mengenai cara-cara, metode-metode, atau solusi-solusi yang telah dipakai untuk mengatasi masalah tersebut. Kita bisa merujuk pada hasil riset terdahulu terkait masalah tersebut. Di sini pula, kita memberikan kritik atas kelemahan atau kekurangan dari solusi-solusi tersebut. Kritik ini akan mendasari bagian selanjutnya.

Solusi alternatif/baru
Setelah kita memberikan kritik maka selanjutnya diberikan solusi alternatif yang memberikan keunggulan dibanding solusi yang telah ada. jadi kita menawarkan ide baru yang menjanjikan hasil yang lebih baik dan lebih maju dibanding yang ada. Keunggulan-keunggulan ide kita nyatakan secara kritis terhadap solusi terdahulu.


Pada praktiknya proses menyusun latar belakang cukup menyita waktu dan pikiran dibanding ketika menyusun bagian lain. Kadang untuk lebih mudahnya kita bisa mempelajari latar belakang dari riset-riset lain. Sebagai pemula, tidak lain hanya terus berlatih dan berlatih yang akan menjembatani kita kepada peningkatan kualitas latar belakang.

sumber gambar: wikipedia.org

Postingan populer dari blog ini

Cara Praktis Mengubah Gaya Harvard ke Gaya Vancouver

Pada tulisan Menambahkan Style di Zotero saya menguraikan bagaimana kita bisa membubuhkan gaya sitasi (style) baru ke dalam zotero. Nah, dengan beragam koleksi style yang ada kita bisa dengan mudah dan cepat mengubah suatu style ke style yang lain. Sewaktu-waktu kita dapat mengubah style sitasi dari karya tulis ilmiah kita tanpa harus bekerja mulai dari nol. Perubahan tersebut cukup kita lakukan di aplikasi word processor kita, tanpa perlu terkoneksi dengan internet atau harus online.

Mengapa Suatu Pelarut Dikatakan Polar?

U ntuk mendapatkan suatu senyawa dari suatu bahan tumbuhan, kita dapat menjalankan proses yang dinamakan dengan "ekstraksi berpelarut" ( solvent extraction ) atau bisa disebut "ekstraksi" saja. Pelarut yang akan digunakan untuk ekstraksi harus dipilih yang cocok. Kriteria yang digunakan untuk memilih pelarut ekstraksi antara lain masalah harga, toksisitas, ketersediaan, selektivitas solut, kesulitan untuk rekoveri, sifat fisik (kelarutan dalam air, viskositas, titik didih) dan keamanan penggunaannya (keterbakaran, volatilitas). Keputusan akhir biasanya merupakan jalan tengah di antara kriteria tersebut. Namun, untuk skala laboratorium, kriteria yang menjadi kunci pemilihan pelarut yaitu faktor kelarutan (solubilitas) dan selektivitas (Cannel, 1998:61). Kedua faktor kunci tersebut berhubungan dengan kepolaran molekul pelarut itu sendiri. Kepolaran menunjukkan kekuatan gaya tarik menarik antara molekul. Jika dua zat memiliki gaya-tarik-antara-molekul yang sama ata

Cara Cepat Membuat Kutipan dan Daftar Pustaka dengan Zotero

B agaimana cara anda membuat kutipan (sitasi) dan daftar pustaka pada karya tulis ilmiah? mungkin cara anda adalah dengan langkah-langkah berikut: pertama, anda menyalin (kopi) atau menyimpan dokumennya (buku, jurnal, halaman web) lalu menandai keterangan yang anda perlukan baik rincian pustakanya, maupun teks yang akan dikutip; kedua, anda memasukkan teks dan kutipan (sitasi) ke dalam tulisan sekaligus mencantumkannya ke daftar pustaka; ketiga, anda melakukan langkah pertama dan kedua berulang-ulang baik untuk memasukkan pustaka baru, memberi kutipan yang sama di paragraf yang lain, penyuntingan jika ada kesalahan nama atau tahun, dan sebagainya. Pastinya hal ini akan melelahkan dan membuat sebagian kita menjadi frustasi (mungkin trauma) saat membuat karya tulis ilmiah. Bayangkan jika tulisan kita memuat puluhan jurnal atau buku. Jika ada yang salah, apakah anda akan memeriksa halaman demi halaman (tentu tidak!). Perlu saya sampaikan bahwa cara anda tersebut adalah cara sulit, kenapa