Langsung ke konten utama

Sumber Informasi Ilmiah

Di tengah information-driven society sekarang ini, informasi ilmiah sangat berlimpah ruah. Semakin bertambah tahun publikasi ilmiah berlipat jumlahnya. Kehadiran internet semakin meningkatkan keterjangkauannya hingga dapat diakses tanpa dibatasi oleh jarak dan waktu. Riset di berbagai belahan dunia dengan cepat bisa diketahui melalui berbagai penyedia jurnal secara online. Di sisi lain, ini juga menyebabkan ledakan informasi yang berkelanjutan. Keadaan seperti ini menyulitkan kita untuk senantiasa mendapatkan informasi yang up to date (terbaru) di berbagai bidang. Alih-alih mengharap demikian kita lebih baik fokus membangun kemampuan untuk melakukan penelusuran informasi ilmiah. Alasannya, tentu kita tidak mampu untuk bisa menjawab semua pertanyaan. Hal yang bisa kita lakukan yaitu mengetahui dimana tempat untuk mencari informasi ilmiah yang bermutu sesuai informasi yang dibutuhkan.

Sumber informasi terbaik adalah yang mampu menyediakan informasi yang valid dan relevansinya tinggi, namun tidak membutuhkan banyak upaya untuk mendapatkannya. Sumber informasi dapat dibagi menjadi 3 kategori literatur, yaitu primer, sekunder dan tersier. Tiap kategori tersebut memiliki kegunaan yang spesifik dalam proses pencarian informasi ilmiah. Literatur primer dimanfaatkan sebagai landasan atau basis semua informasi ilmiah. Literatur sekunder berfungsi menghubungkan pencari informasi dengan literatur primer. Adapun literatur tersier digunakan sebagai inti sari tubuh pengetahuan yang dibangun dari literatur primer. Literatur tersier baik dalam bentuk cetak atau elektronik merupakan tempat yang baik untuk memulai mencari informasi ilmiah.

Penggunaan dan manfaat ketiga kategori literatur tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

Literatur Primer
Literatur primer merupakan publikasi dari hasil penelitian, sebagai contoh jurnal ilmiah. Keunggulan dari literatur primer yaitu berupa informasi asli dan terkini. Namun, kelemahannya bahwa untuk mengambil informasi dari literatur ini dibutuhkan pengetahuan metode saintifik dan statistik. Literatur primer digunakan jika kita ingin mencari informasi yang terbaru.

Literatur Sekunder
Literatur sekunder adalah sumber informasi yang menyediakan tautan akses ke literatur primer, contohnya situs pangkalan abstrak dan indeks seperti PubMed. Keuntungan dari literatur sekunder yaitu tersedianya akses yang efisien ke literatur primer. Namun, untuk dapat menggunakan literatur sekunder maka pencari informasi harus menyesuaikan diri dengan cara penggunaan pangkalan data tersebut. Kita menggunakan literatur sekunder untuk memudahkan kita mencari literatur primer.

Literatur Tersier
Literatur tersier bisa disebut sebagai himpunan data dan konsep yang disari dari literatur primer. Contoh literatur tersier yaitu buku referensi, monografi obat, dan artikel ulasan (review). Keunggulannya bahwa sumber informasi ini relatif mudah dipahami pembaca. Namun kelemahannya adalah informasi tidak terkini karena adanya jarak waktu antara penulisan dan publikasinya. Literatur ini cocok digunakan oleh pencari informasi yang membutuhkan jawaban cepat dan informasi yang bersifat konseptual.

Sumber-sumber informasi tersebut dilihat dari sudut kualitasnya tentu beragam. Oleh sebab itu pembaca perlu lebih kritis mengevaluasi sumber-sumber informasi tersebut. Ada 4 (empat) kriteria yang bisa digunakan untuk mengevaluasi sumber informasi yang akan kita manfaatkan, yaitu kepengarangan (authorship), perujukan (attribution), penyingkapan (disclosure), dan peredaran (currency). Kepengarangan (authorship) menunjukkan kredibilitas dan kualifikasi penulis (author). Perujukan (attribution) mencerminkan sumber-sumber informasi ilmiah yang dirujuk oleh penulis. Sumber informasi berkualitas tinggi tentunya secara jelas mensitasi semua referensi yang digunakan dan atau memuat pustaka yang komprehensif. Penyingkapan (disclosure) merupakan kriteria untuk melihat ada tidaknya bias atau konflik kepentingan seperti dengan pemberi dana riset. Pemberi dana riset seharusnya dinyatakan secara jelas dalam pubikasinya. Peredaran (currency) menginformasikan keberlangsungan penerbitan publikasi.

Demikian sekelumit tulisan saya mengenai mutu sumber informas ilmiah. Lebih lanjut informasi tentang topik ini bisa anda baca di ajpe.

Postingan populer dari blog ini

Cara Praktis Mengubah Gaya Harvard ke Gaya Vancouver

Pada tulisan Menambahkan Style di Zotero saya menguraikan bagaimana kita bisa membubuhkan gaya sitasi (style) baru ke dalam zotero. Nah, dengan beragam koleksi style yang ada kita bisa dengan mudah dan cepat mengubah suatu style ke style yang lain. Sewaktu-waktu kita dapat mengubah style sitasi dari karya tulis ilmiah kita tanpa harus bekerja mulai dari nol. Perubahan tersebut cukup kita lakukan di aplikasi word processor kita, tanpa perlu terkoneksi dengan internet atau harus online.

Mengapa Suatu Pelarut Dikatakan Polar?

U ntuk mendapatkan suatu senyawa dari suatu bahan tumbuhan, kita dapat menjalankan proses yang dinamakan dengan "ekstraksi berpelarut" ( solvent extraction ) atau bisa disebut "ekstraksi" saja. Pelarut yang akan digunakan untuk ekstraksi harus dipilih yang cocok. Kriteria yang digunakan untuk memilih pelarut ekstraksi antara lain masalah harga, toksisitas, ketersediaan, selektivitas solut, kesulitan untuk rekoveri, sifat fisik (kelarutan dalam air, viskositas, titik didih) dan keamanan penggunaannya (keterbakaran, volatilitas). Keputusan akhir biasanya merupakan jalan tengah di antara kriteria tersebut. Namun, untuk skala laboratorium, kriteria yang menjadi kunci pemilihan pelarut yaitu faktor kelarutan (solubilitas) dan selektivitas (Cannel, 1998:61). Kedua faktor kunci tersebut berhubungan dengan kepolaran molekul pelarut itu sendiri. Kepolaran menunjukkan kekuatan gaya tarik menarik antara molekul. Jika dua zat memiliki gaya-tarik-antara-molekul yang sama ata

Cara Cepat Membuat Kutipan dan Daftar Pustaka dengan Zotero

B agaimana cara anda membuat kutipan (sitasi) dan daftar pustaka pada karya tulis ilmiah? mungkin cara anda adalah dengan langkah-langkah berikut: pertama, anda menyalin (kopi) atau menyimpan dokumennya (buku, jurnal, halaman web) lalu menandai keterangan yang anda perlukan baik rincian pustakanya, maupun teks yang akan dikutip; kedua, anda memasukkan teks dan kutipan (sitasi) ke dalam tulisan sekaligus mencantumkannya ke daftar pustaka; ketiga, anda melakukan langkah pertama dan kedua berulang-ulang baik untuk memasukkan pustaka baru, memberi kutipan yang sama di paragraf yang lain, penyuntingan jika ada kesalahan nama atau tahun, dan sebagainya. Pastinya hal ini akan melelahkan dan membuat sebagian kita menjadi frustasi (mungkin trauma) saat membuat karya tulis ilmiah. Bayangkan jika tulisan kita memuat puluhan jurnal atau buku. Jika ada yang salah, apakah anda akan memeriksa halaman demi halaman (tentu tidak!). Perlu saya sampaikan bahwa cara anda tersebut adalah cara sulit, kenapa