Langsung ke konten utama

212# Tiga Tips Kilat Periksa Buku sebelum Menyesali

Apabila anda pecinta buku atau pun sekedar santai dengannnya maka perlu memeriksanya dengan baik. Seberapa pun murah buku yang kita beli, rasa sesal bakal menghampiri  jikalau ternyata ada kecacatan fisik padanya. Kekurangan tersebut bisa berragam rupa, misal sedikit ada yang sobek, di halaman tertentu hurufnya tidak jelas, sampai ada halaman yang hilang. Pada suatu ketika saya bahkan pernah membeli buku yang beberapa lama kemudian baru saya ketahui  ada 17 halaman (yang berurutan) hilang dari buku tersebut. Di lain kesempatan bahkan lebih parah lagi, ada banyak halaman yang saya dapati kosong tanpa tulisan (acak). Saya tidak menyadarinya hingga saat saya perlu membacanya untuk suatu keperluan. Begitulah pengalaman saya selama ini.

Seyogyanya kita memeriksa aspek fisik buku sedini mungkin yaitu saat di toko buku. Tidak hanya melihat sampul saja melainkan lembaran di dalamnya juga. Meski pada umumnya buku dalam kemasan plastik kita bisa meminta pramuniaga toko buku untuk melepas bungkus tersebut. Hal ini lumrah, jangan sungkan untuk meminta tolong. Di banyak tempat, di toko buku seperti Gramedia dan Togamas kita diperkenankan melihat isi buku yang kita minati. Syaratnya, kita meminta bantuan petugas bukan kita buka sendiri. Sebelum meminta tolong, pastikan sendiri kalau di deretan buku yang ingin kita baca memang belum ada yang terbuka (atau masih tersegel plastik). Dari pengalaman saya, sering saya temukan buku yang sudah tidak tersegel plastik diletakkan di barisan tengah atau belakang.

Bila kita mendapati kecacatan buku tersebut saat kita masih di toko buku maka ini perlu segera kita sampaikan ke pramuniaga atau pelayanan pelanggan (customer service). Selanjutnya kita bisa mengambil stok yang lain. Akan tetapi jangan langsung ke kasir dulu. Sebaiknya kita meminta segel buku tersebut dibuka seperti sebelumnya lalu periksa kembali. Ini perlu kita lakukan karena mungkin saja kecacatan buku tersebut memang kecacatan batch produksi. Kalau ini yang terjadi maka boleh jadi semua buku yang ada  cacat. Pihak toko buku yang mengetahui hal ini akan menariknya dari rak dan segera di kembalikan ke penerbitnya.

Saran saya untuk menghindari membeli buku yang cacat fisik maka lakukan tiga langkah kilat sebagai berikut:
  1. Buka bagian daftar isi buku. Lihat nomor dan jumlah halaman yang ada. Langsung lihat bagian belakang buku untuk memastikan kebenaran jumlah halamannya.
  2. Amati secara sekilas kejelasan tulisan buku dengan tarik-lepas pinggir halaman atau lembaran buku secara cepat dan berurutan.
  3. Dengan cara yang sama seperti pada langkah kedua lihat nomor-nomor halaman. Amati secara kasar saja untuk memastikan lembar halamannya lengkap.
Berdasarkan pengalaman cara ini cukup efektif dalam menskrining buku yang hendak saya beli.

Adakalanya kita tidak sempat atau tidak bisa memeriksa buku saat di toko buku. Pada keadaan ini maka kita harus segera memerhatikan buku yang telah kita beli sesampainya di rumah. Apabila kita mendapati kecacatan fisik (cacat produksi) maka segera kembalikan ke toko buku untuk meminta penggantinya. Pengembalian biasanya paling lama dalam waktu 24 jam atau selang sehari setelah kita membeli. Di toko buku Togamas kita punya waktu lebih panjang yaitu paling lama dua hari setelah kita membelinya. 

Jika kita beruntung, penerbit tertentu memberikan jangka waktu pengembalian sampai 30 hari setelah tanggal pembelian. Kita mengembalikannya via pos. Syaratnya, buku tersebut terbit tidak lebih dari satu tahun. Keterangan ini biasanya ditempatkan di bagian belakang. Namun, sebaiknya hal seperti ini dihindari karena akan cukup menghabiskan energi (waktu, kesempatan, dan dana transport). Oleh sebab itu kita harus teliti sebelum membeli.

Postingan populer dari blog ini

Cara Praktis Mengubah Gaya Harvard ke Gaya Vancouver

Pada tulisan Menambahkan Style di Zotero saya menguraikan bagaimana kita bisa membubuhkan gaya sitasi (style) baru ke dalam zotero. Nah, dengan beragam koleksi style yang ada kita bisa dengan mudah dan cepat mengubah suatu style ke style yang lain. Sewaktu-waktu kita dapat mengubah style sitasi dari karya tulis ilmiah kita tanpa harus bekerja mulai dari nol. Perubahan tersebut cukup kita lakukan di aplikasi word processor kita, tanpa perlu terkoneksi dengan internet atau harus online.

Mengapa Suatu Pelarut Dikatakan Polar?

U ntuk mendapatkan suatu senyawa dari suatu bahan tumbuhan, kita dapat menjalankan proses yang dinamakan dengan "ekstraksi berpelarut" ( solvent extraction ) atau bisa disebut "ekstraksi" saja. Pelarut yang akan digunakan untuk ekstraksi harus dipilih yang cocok. Kriteria yang digunakan untuk memilih pelarut ekstraksi antara lain masalah harga, toksisitas, ketersediaan, selektivitas solut, kesulitan untuk rekoveri, sifat fisik (kelarutan dalam air, viskositas, titik didih) dan keamanan penggunaannya (keterbakaran, volatilitas). Keputusan akhir biasanya merupakan jalan tengah di antara kriteria tersebut. Namun, untuk skala laboratorium, kriteria yang menjadi kunci pemilihan pelarut yaitu faktor kelarutan (solubilitas) dan selektivitas (Cannel, 1998:61). Kedua faktor kunci tersebut berhubungan dengan kepolaran molekul pelarut itu sendiri. Kepolaran menunjukkan kekuatan gaya tarik menarik antara molekul. Jika dua zat memiliki gaya-tarik-antara-molekul yang sama ata

Cara Cepat Membuat Kutipan dan Daftar Pustaka dengan Zotero

B agaimana cara anda membuat kutipan (sitasi) dan daftar pustaka pada karya tulis ilmiah? mungkin cara anda adalah dengan langkah-langkah berikut: pertama, anda menyalin (kopi) atau menyimpan dokumennya (buku, jurnal, halaman web) lalu menandai keterangan yang anda perlukan baik rincian pustakanya, maupun teks yang akan dikutip; kedua, anda memasukkan teks dan kutipan (sitasi) ke dalam tulisan sekaligus mencantumkannya ke daftar pustaka; ketiga, anda melakukan langkah pertama dan kedua berulang-ulang baik untuk memasukkan pustaka baru, memberi kutipan yang sama di paragraf yang lain, penyuntingan jika ada kesalahan nama atau tahun, dan sebagainya. Pastinya hal ini akan melelahkan dan membuat sebagian kita menjadi frustasi (mungkin trauma) saat membuat karya tulis ilmiah. Bayangkan jika tulisan kita memuat puluhan jurnal atau buku. Jika ada yang salah, apakah anda akan memeriksa halaman demi halaman (tentu tidak!). Perlu saya sampaikan bahwa cara anda tersebut adalah cara sulit, kenapa