Langsung ke konten utama

Selebritis Dunia Farmasi

Ketenaran sesuatu bisa diamati dari seberapa besar orang mengenalnya. Semakin banyak manusia yang mengetahuinya maka tenarlah atau semakin populer sesuatu tersebut. Istilah lainnya disebut sebagai selebritis. Kata Selebritis tidak hanya berlaku di dunia infotainment saja, di segi apapun atau di tiap sisi dunia mesti punya selebritinya masing-masing. Misalkan saja Einstein adalah juga selebriti di dunia ilmiah atau di keilmuan fisika-kimia terutama. Bapak B.J. Habibie merupakan selebriti ilmuwan penerbangan di Indonesia bahkan di tingkat internasional. Linus Torvald dari kacamata dunia free open source software atau perangkat lunak terbuka juga termasuk selebritis. Apakah gelar selebriti itu hanya berlaku pada kita? kalau disimak dari artinya secara sederhana tentu jawabannya adalah tidak. Persisnya, Saya ingin mengajak anda mengetahui lebih jauh siapa selebriti di dunia farmasi. Bukan manusianya yang saya maksudkan, namun anda wajib tahu tentangnya terutama jika anda adalah orang farmasi. Siapakah dia?

Dia adalah Metanol dan Etanol. Kita umumnya mengenal keduanya dalam berbagai praktik kehidupan. Spiritus yang sering kita pakai misalnya untuk pembakaran bunsen adalah metanol. Metanol sebetulnya tak berwarna (bening), spiritus yang berwarna ungu atau mungkin berwarna lain karena ditambahkan pewarna ke dalamnya. Hal ini berguna untuk membedakannya dengan etanol dan air tentunya sehingga orang mudah mengenalinya. Perbedaan ini bermanfaat agar orang tidak salah mengambil dan tidak salah menggunakannya. Metanol cukup berbahaya jika terminum karena bisa menyebabkan terjadi kebutaan atau keracunan.

Adapun etanol lebih sering lagi kita bersentuhan atau menggunakannya. Etanol banyak sekali dipakai dalam aktivitas sehari-hari. Etanol umumnya digunakan sebagai antiseptik atau antikuman, pelarut untuk ekstraksi, dan di kehidupan Barat digunakan sebagai minuman. Alkohol yang jamak disebut masyarakat merujuk pada etanol. Contohnya Alkohol 70% merupakan etanol 70%. Cairan Alkohol atau lebih tepatnya etanol untuk minuman berbeda dengan etanol yang kita pakai sebagai antiseptik atau pelarut di laboratorium. Etanol yang bukan untuk minuman adalah alkohol terdenaturasi. Terdenaturasi maksudnya etanol tersebut sudah ditambah dengan zat aditif atau zat tambahan. Zat tambahan ini (Denaturan) bersifat toksik jika diminum sehingga membuat etanol terdenaturasi tersebut menjadi lebih beracun. Hal ini disengaja agar tidak bisa digunakan sebagai minuman. Zat aditif tersebut antara lain metanol, isopropil alkohol, keton, denatonium benzoat, dan sebagainya.

Secara kimia, metanol dan etanol termasuk dalam senyawa organik alkohol. Keduanya memiliki gugus hidroksi atau R-OH, dimana R adalah rantai atom karbon (C). Metanol dan Etanol dibedakan dari jumlah atom C (karbon) dalam senyawa tersebut. Metanol memiliki satu (meta) atom karbon atau dirumuskan CH3OH, sedangkan etanol mengandung dua (eta) atom karbon pada strukturnya atau dirumuskan CH3CH2OH. Berdasar sifat kepolarannya maka etanol lebih non-polar dibanding metanol karena etanol memiliki atom C lebih banyak. Sifat kepolaran ini penting sebagai pertimbangan kita jika ingin mengekstraksi senyawa tertentu dari suatu bahan alam. Ingat prinsip "like dissolve like".

Informasi penting lainnya yang perlu anda ketahui:
  1. Mengapa untuk penggunaan sebagai antiseptik dipakai alkohol/etanol 70%? percaya atau tidak ternyata etanol 70% memiliki aktivitas antibakteri yang lebih besar dibanding kadar lainnya (baik di bawah atau di atasnya). Hal ini menunjukkan perlunya air agar etanol aktif sebagai antibakteri. Informasi ini bisa anda telusuri di buku Kimia Medisinal Organik, karya Prof. Siswandono yang diterbitkan oleh Airlangga University Press.
  2. Titik didih Metanol (methanol) adalah 64 derajat Celcius, sedangkan etanol 96% bertitik didih 78 derajat Celcius. Anda bisa mencari informasi titik didih pelarut organik lainnya, misalnya di buku Handbook of Organic Solvent Properties (ARNOLD).
  3. Mengapa umumnya kadar etanol yang ada di pasaran ialah 96%? etanol 96% berarti mengandung 4% air di dalamnya. Adanya air ini berfungsi untuk membentuk campuran azeotrop. Hasilnya titik didih campuran etanol air tersebut lebih rendah dibanding titik didih masing-masing penyusunnya.
Oh ya, sebelumnya saya minta maaf karena artikel ini terlambat terbit. Seharusnya artikel ini saya posting senin, 04 juli 2011. Hal ini karena waktu itu saya masih mengikuti pelatihan uji preklinik di Farmasi UGM. Namun demikian, semoga artikel ini tetap bermanfaat. Jika ada data atau informasi yang salah jangan segan untuk memberi komentar. terima kasih.

Postingan populer dari blog ini

Cara Praktis Mengubah Gaya Harvard ke Gaya Vancouver

Pada tulisan Menambahkan Style di Zotero saya menguraikan bagaimana kita bisa membubuhkan gaya sitasi (style) baru ke dalam zotero. Nah, dengan beragam koleksi style yang ada kita bisa dengan mudah dan cepat mengubah suatu style ke style yang lain. Sewaktu-waktu kita dapat mengubah style sitasi dari karya tulis ilmiah kita tanpa harus bekerja mulai dari nol. Perubahan tersebut cukup kita lakukan di aplikasi word processor kita, tanpa perlu terkoneksi dengan internet atau harus online.

Mengapa Suatu Pelarut Dikatakan Polar?

U ntuk mendapatkan suatu senyawa dari suatu bahan tumbuhan, kita dapat menjalankan proses yang dinamakan dengan "ekstraksi berpelarut" ( solvent extraction ) atau bisa disebut "ekstraksi" saja. Pelarut yang akan digunakan untuk ekstraksi harus dipilih yang cocok. Kriteria yang digunakan untuk memilih pelarut ekstraksi antara lain masalah harga, toksisitas, ketersediaan, selektivitas solut, kesulitan untuk rekoveri, sifat fisik (kelarutan dalam air, viskositas, titik didih) dan keamanan penggunaannya (keterbakaran, volatilitas). Keputusan akhir biasanya merupakan jalan tengah di antara kriteria tersebut. Namun, untuk skala laboratorium, kriteria yang menjadi kunci pemilihan pelarut yaitu faktor kelarutan (solubilitas) dan selektivitas (Cannel, 1998:61). Kedua faktor kunci tersebut berhubungan dengan kepolaran molekul pelarut itu sendiri. Kepolaran menunjukkan kekuatan gaya tarik menarik antara molekul. Jika dua zat memiliki gaya-tarik-antara-molekul yang sama ata

Cara Cepat Membuat Kutipan dan Daftar Pustaka dengan Zotero

B agaimana cara anda membuat kutipan (sitasi) dan daftar pustaka pada karya tulis ilmiah? mungkin cara anda adalah dengan langkah-langkah berikut: pertama, anda menyalin (kopi) atau menyimpan dokumennya (buku, jurnal, halaman web) lalu menandai keterangan yang anda perlukan baik rincian pustakanya, maupun teks yang akan dikutip; kedua, anda memasukkan teks dan kutipan (sitasi) ke dalam tulisan sekaligus mencantumkannya ke daftar pustaka; ketiga, anda melakukan langkah pertama dan kedua berulang-ulang baik untuk memasukkan pustaka baru, memberi kutipan yang sama di paragraf yang lain, penyuntingan jika ada kesalahan nama atau tahun, dan sebagainya. Pastinya hal ini akan melelahkan dan membuat sebagian kita menjadi frustasi (mungkin trauma) saat membuat karya tulis ilmiah. Bayangkan jika tulisan kita memuat puluhan jurnal atau buku. Jika ada yang salah, apakah anda akan memeriksa halaman demi halaman (tentu tidak!). Perlu saya sampaikan bahwa cara anda tersebut adalah cara sulit, kenapa