Langsung ke konten utama

Fungsi IF untuk Menilai Hasil Ujian

Bisa dibayangkan betapa repotnya jika kita harus mengubah satu demi satu nilai angka hasil ujian menjadi A, B, C, D, dan E. Apalagi tiap huruf memiliki skala nilai yang berbeda. Problem ini selalu dihadapi oleh kalangan pendidik terutama dosen. Seorang dosen tak pelak bakal kelelahan jika ternyata jumlah mahasiswanya dalam satu kelas lebih dari 40 orang. Malah banyak yang jumlah mahasiswanya lebih dari 100. Aduhai, kalau seperti itu berarti ada minimal 100 nilai yang harus diubah one by one. Tentu ini tidak efektif untuk kinerja dosen. Kenapa tidak cari jalan yang lebih mudah daripada 'manual' seperti itu. Nah, untuk mengatasinya gunakan saja fungsi IF.

Fungsi IF ini memudahkan kita untuk mengubah suatu nilai (angka) menjadi huruf (A, B, C, D, dan E). Dimana huruf-huruf tersebut memiliki skala nilai tertentu. Sebagai contoh A (80-100), B (70-79,9), dan seterusnya. Skala nilai tersebut umumnya ditemui jika kita memakai sistem penilaian berdasarkan PAP (Penilaian Acuan Patokan). Hasil Penilaian (PAP) merupakan kumpulan dari berbagai komponen nilai yang dikaitkan dengan bobot masing-masing komponen penyusunnya.

Fungsi IF yang dibahas dalam obrolan kali ini merupakan fungsi IF yang ada dalam aplikasi perkantoran OpenOffice.org 3.2.0. Meskipun saya menjalankan OpenOffice di atas sistem operasi ubuntu linux, anda bisa memakai fungsi IF ini di sistem operasi yang lain seperti windows atau lainnya sepanjang terpasang openoffice. Anda juga tidak perlu menambahkan plugin, add on, atau setting apapun untuk menggunakannya.

OK, kita langsung bahas teknisnya. Fungsi IF termasuk pada fungsi logika yang bisa digunakan untuk mengubah nilai angka menjadi huruf atau keterangan tertentu. Kita bisa memberikan keterangan A, B, lulus/tidak, UP, dan sebagainya. Tentunya dengan aturan nilai tertentu, misalnya dibawah 60 mahasiswa dinyatakan UP, jika nilai diatas 60 dinyatakan lulus. Berdasarkan pemisalan tersebut maka penulisan formula umunya yaitu:

=IF(test;"value_true";"value_false")

Nah, jika diterapkan pada program Calc/Spreadsheet yang ada pada suatu sel, misalnya:

=IF(D10<60;"UP";"lulus")

jika nilai pada sel D10 kurang dari 60 (59, 58, ...) maka akan otomatis muncul keterangan UP, sedangkan jika lebih dari sama dengan 60 maka akan muncul keterangan lulus. Bagaimana jika skala nilainya bermacam-macam dan ingin sekali jalan langsung berubah menjadi A-E? Begini caranya.

Fungsi ini bisa juga diaplikasikan untuk kondisi ganda atau sering disebut juga Fungsi IF Majemuk yang artinya dalam fungsi IF terdapat fungsi IF lagi.

=IF(test1;true1;IF(test2;true2;false2))

pada suatu sel, misalnya:

=IF(Q6<50;"E";IF(Q6<60;"D";IF(Q6<70;"C";IF(Q6<80;"B";"A"))))

Coba perhatikan pada kurung tutup formula umum diatas. Sudah? di situ terdapat 2 kurung tutup Why? karena fungsi yang harus ditutup sebanyak 2 fungsi IF. Seperti contoh di bawahnya jika ada 4 IF maka kurung tutupnya harus ada 4 juga, begitu seterusnya.

Demikian, selamat mencoba!

Postingan populer dari blog ini

Cara Praktis Mengubah Gaya Harvard ke Gaya Vancouver

Pada tulisan Menambahkan Style di Zotero saya menguraikan bagaimana kita bisa membubuhkan gaya sitasi (style) baru ke dalam zotero. Nah, dengan beragam koleksi style yang ada kita bisa dengan mudah dan cepat mengubah suatu style ke style yang lain. Sewaktu-waktu kita dapat mengubah style sitasi dari karya tulis ilmiah kita tanpa harus bekerja mulai dari nol. Perubahan tersebut cukup kita lakukan di aplikasi word processor kita, tanpa perlu terkoneksi dengan internet atau harus online.

Mengapa Suatu Pelarut Dikatakan Polar?

U ntuk mendapatkan suatu senyawa dari suatu bahan tumbuhan, kita dapat menjalankan proses yang dinamakan dengan "ekstraksi berpelarut" ( solvent extraction ) atau bisa disebut "ekstraksi" saja. Pelarut yang akan digunakan untuk ekstraksi harus dipilih yang cocok. Kriteria yang digunakan untuk memilih pelarut ekstraksi antara lain masalah harga, toksisitas, ketersediaan, selektivitas solut, kesulitan untuk rekoveri, sifat fisik (kelarutan dalam air, viskositas, titik didih) dan keamanan penggunaannya (keterbakaran, volatilitas). Keputusan akhir biasanya merupakan jalan tengah di antara kriteria tersebut. Namun, untuk skala laboratorium, kriteria yang menjadi kunci pemilihan pelarut yaitu faktor kelarutan (solubilitas) dan selektivitas (Cannel, 1998:61). Kedua faktor kunci tersebut berhubungan dengan kepolaran molekul pelarut itu sendiri. Kepolaran menunjukkan kekuatan gaya tarik menarik antara molekul. Jika dua zat memiliki gaya-tarik-antara-molekul yang sama ata

Cara Cepat Membuat Kutipan dan Daftar Pustaka dengan Zotero

B agaimana cara anda membuat kutipan (sitasi) dan daftar pustaka pada karya tulis ilmiah? mungkin cara anda adalah dengan langkah-langkah berikut: pertama, anda menyalin (kopi) atau menyimpan dokumennya (buku, jurnal, halaman web) lalu menandai keterangan yang anda perlukan baik rincian pustakanya, maupun teks yang akan dikutip; kedua, anda memasukkan teks dan kutipan (sitasi) ke dalam tulisan sekaligus mencantumkannya ke daftar pustaka; ketiga, anda melakukan langkah pertama dan kedua berulang-ulang baik untuk memasukkan pustaka baru, memberi kutipan yang sama di paragraf yang lain, penyuntingan jika ada kesalahan nama atau tahun, dan sebagainya. Pastinya hal ini akan melelahkan dan membuat sebagian kita menjadi frustasi (mungkin trauma) saat membuat karya tulis ilmiah. Bayangkan jika tulisan kita memuat puluhan jurnal atau buku. Jika ada yang salah, apakah anda akan memeriksa halaman demi halaman (tentu tidak!). Perlu saya sampaikan bahwa cara anda tersebut adalah cara sulit, kenapa