Langsung ke konten utama

Memilih Si Lisa, Verne, atau Oneiric ?

Awal Desember ini pikiran dan perasaan saya bergejolak. Pikiran rasanya tidak bisa lepas dari kegalauan. Masalahnya tidak sepele, saya hendak menentukan apakah Lisa, Verne ataukah Oneiric yang cocok buat saya. Kelihatannya si Lisa itu sangat menarik dan sangat populer sekali, Verne cukup andal dalam melayani, dan Oneiric juga membuat saya merasa nyaman sekali. Aduh, pusing saya dibuatnya. Oleh karena itu selanjutnya saya harus melakukan tes uji coba terhadap ketiga pilihan tersebut. Saya harus menentukan pilihan saya, setidaknya menjadi pilihan sampai tahun depan.


Kalau pikiran anda meleset dengan yang saya maksudkan, yaa mohon maaf. Bukan masalah wanita yang saya sebut sebagai Lisa, Verne dan Oneiric. Ketiga nama tersebut tidak lain adalah distro linux Linuxmint 12 "Lisa", Fedora 16 "Verne", dan Ubuntu 11.10 "Oneiric ..". Namun, ketiganya membuat saya beberapa hari belakangan, sibuk dengan mengutak-atik laptop dan netbook kesayangan. Masalahnya, ubuntu yang cukup cocok dan nyaman sebelumnya mulai berganti baju (tampilan) dari sebelumnya menggunakan GNOME menjadi Unity. Hal ini membuat kenyamanan berlinux ria saya terusik karena saya harus menyesuaikan diri lagi dengan cara baru tersebut.

Perubahan tampilan ubuntu menjadi Unity mendorong saya kembali mencicipi berbagai wajah distro linux yang lainnya. Distro-distro yang menjadi sasaran saya yaitu Fedora 16 (GNOME & KDE), Linux Mint 12 dan Kubuntu 11.10 (Ubuntu versi KDE). Ketiganya cenderung saya pilih karena dukungan update (repositori atau mirror) cukup mudah didapat di negara ini. Kondisi ini spesifik pada kondisi di jaringan internet di kampus Universitas Jember. Mungkin lain ceritanya kalau di tempat lain. Dengan kata lain, ketiga distro itu mudah didapatkan dukungan updatenya di lingkungan kampus saya.

Di sisi yang lain, kelengkapan paket software juga menjadi pertimbangan utama saya. Coba-coba yang saya lakukan ini mempertimbangkan kelengkapan software-software yang menjadi pilihan atau sering saya gunakan baik untuk bekerja maupun belajar. Software atau aplikasi yang utama diantaranya Libreoffice, Calibre, Freemind, LyX, TexMaker, R-Commander/RKward, Jabref, BKchem, GIMP, Inkscape, Thunderbird, Planner, dan sebagainya. Aplikasi-aplikasi ini umumnya saya pakai untuk bekerja sebagai dosen maupun untuk belajar. Akan menjadi sebuah kekurangan buat saya jika ada distro yang tidak memiliki paket tersebut.

Teknisnya distro-distro tersebut saya pasang (install) ke netbook kesayangan. Kebetulan ada beberapa partisi dalam hardisknya. Saya pasang Linux Mint (GNOME) dan Fedora (GNOME) awalnya. Kemudian Linux Mint saya ganti dengan Fedora (KDE), sedangkan Fedora (GNOME) saya ganti dengan Kubuntu. Adapun netbook saya sebelumnya terinstall Ubuntu 11.10 dan masing terinstall hingga kini. Jadi keadaan netbook saya hingga saya tulis artikel ini terinstall Ubuntu 11.10, Fedora 16 KDE, dan Kubuntu 11.10. Laptop Asus saya masih tak terusik, tetap Ubuntu 11.10. Ini andalan saya untuk bekerja, tidak boleh diganggu.

Ringkasnya, berikut ini hasil pantauan saya setelah mencoba Linux Mint 12, Fedora GNOME dan KDE; serta Kubuntu 11.10 di netbook Asus 1015PE.

Linux Mint

Touchpad sering tidak berfungsi, resolusi layar kadang tidak pas untuk tampilan (GUI) aplikasi tertentu

Fedora GNOME
Ada paket yang belum kompatibel ketika saya hendak menginstall LyX sehingga tidak bisa terpasang.

Fedora KDE
Tampilan dengan menu (tree). Resolusi cukup optimal. Belum ditemui adanya masalah. Namun, komputer terasa agak berat.

Kubuntu
Tampilan ikon-ikon bukan menu (tree) dan ini tampilan untuk netbook. Resolusi juga cukup optimal. Belum ditemui adanya masalah. Cukup terasa ketika di awal setelah login.

Meskipun ada problema tersebut tetapi sementara saya pribadi tidak terlalu mempermasalahkannya. Tinggal nanti saya pilih terbaik di antara yang baik-baik tersebut. Sementara saya belum buat keputusan. Masih ada 1 lagi yang ingin saya coba, OpenSUSE. Namun, kalau boleh dinilai, Kubuntu 11.10 cukup menawan.

Postingan populer dari blog ini

Mengapa Suatu Pelarut Dikatakan Polar?

U ntuk mendapatkan suatu senyawa dari suatu bahan tumbuhan, kita dapat menjalankan proses yang dinamakan dengan "ekstraksi berpelarut" ( solvent extraction ) atau bisa disebut "ekstraksi" saja. Pelarut yang akan digunakan untuk ekstraksi harus dipilih yang cocok. Kriteria yang digunakan untuk memilih pelarut ekstraksi antara lain masalah harga, toksisitas, ketersediaan, selektivitas solut, kesulitan untuk rekoveri, sifat fisik (kelarutan dalam air, viskositas, titik didih) dan keamanan penggunaannya (keterbakaran, volatilitas). Keputusan akhir biasanya merupakan jalan tengah di antara kriteria tersebut. Namun, untuk skala laboratorium, kriteria yang menjadi kunci pemilihan pelarut yaitu faktor kelarutan (solubilitas) dan selektivitas (Cannel, 1998:61). Kedua faktor kunci tersebut berhubungan dengan kepolaran molekul pelarut itu sendiri. Kepolaran menunjukkan kekuatan gaya tarik menarik antara molekul. Jika dua zat memiliki gaya-tarik-antara-molekul yang sama ata...

212# Tiga Tips Kilat Periksa Buku sebelum Menyesali

Apabila anda pecinta buku atau pun sekedar santai dengannnya maka perlu memeriksanya dengan baik. Seberapa pun murah buku yang kita beli, rasa sesal bakal menghampiri  jikalau ternyata ada kecacatan fisik padanya. Kekurangan tersebut bisa  berragam rupa, misal sedikit ada yang sobek, di halaman tertentu hurufnya tidak jelas, sampai ada halaman yang hilang. Pada suatu ketika saya bahkan pernah membeli buku yang beberapa lama kemudian baru saya ketahui  ada 17 halaman (yang berurutan) hilang dari buku tersebut. Di lain kesempatan bahkan lebih parah lagi, ada banyak halaman yang saya dapati kosong tanpa tulisan (acak). Saya tidak menyadarinya hingga saat saya perlu membacanya untuk suatu keperluan. Begitulah pengalaman saya selama ini. Seyogyanya kita memeriksa aspek fisik buku sedini mungkin yaitu saat di toko buku. Tidak hanya melihat sampul saja melainkan lembaran di dalamnya juga. Meski pada umumnya buku dalam kemasan plastik kita bisa meminta pramuniaga toko buku...

Cara Praktis Mengubah Gaya Harvard ke Gaya Vancouver

Pada tulisan Menambahkan Style di Zotero saya menguraikan bagaimana kita bisa membubuhkan gaya sitasi (style) baru ke dalam zotero. Nah, dengan beragam koleksi style yang ada kita bisa dengan mudah dan cepat mengubah suatu style ke style yang lain. Sewaktu-waktu kita dapat mengubah style sitasi dari karya tulis ilmiah kita tanpa harus bekerja mulai dari nol. Perubahan tersebut cukup kita lakukan di aplikasi word processor kita, tanpa perlu terkoneksi dengan internet atau harus online.