Langsung ke konten utama

Visi Baru! Wise and Valuable Hotspot


Momentum Perubahan
Setelah akhirnya berhasil beralih ke domain www.bawontriatmoko.com yang sebelumnya bawontriatmoko.blogspot.com, muncul ide untuk mengganti visi atau slogan blog. Header blog kini tertulis "bawontriatmoko.com" dimana sebelumnya adalah
BAWON TRIATMOKO TODAY. Adapun slogan sebelumnya yaitu "digdaya tanpa aji". Slogan "digdaya tanpa aji" lebih dimaksudkan sebagai salah satu visi pribadi, namun kalau dipikir seharusnya slogan yang dipakai lebih mencerminkan visi blog sebagai sebuah media. Maksudnya, blog tersebut sebagai media akan dicita-citakan (nantinya) menjadi seperti apa atau apa gunanya. Berangkat dari pemahaman ini sekaligus memanfaatkan momen perubahan domain maka dirumuskan ulang visi dari blog yang kini beralamat www.bawontriatmoko.com.


 Gambar: Makna "Wise" menurut Google Terjemahan

Konsep tentang Blog Ini
Pemahaman atau prinsip yang dipegang teguh mengenai blog bawontriatmoko.com adalah bahwa blog adalah suatu sarana, alat, atau media; bukan tujuan. Sebagai media informasi, blog ini dimanfaatkan untuk mendokumentasikan sekaligus berbagi (sharing) informasi (terkait pengetahuan, pemikiran, atau pengalaman pribadi). Blog ini juga dijadikan sebagai sarana belajar atau pengembangan kapasitas ilmu. Berbagai problem atau permasalahan ilmiah bisa diulas atau dicari jawabannya yang lantas kemudian dipublikasikan di blog dalam bentuk artikel. Artikel-artikel tersebut bisa ditentukan topiknya terlebih dahulu dan dijadwalkan kapan penerbitannya di blog.

Dari kaca mata pemasaran (marketing), blog bermanfaat sebagai alat personal branding. Personal branding tidak berarti sebuah upaya memamerkan (dalam arti negatif) namun dimaknai pengenalan diri secara jujur dan proaktif sehingga orang lain tahu apa yang bisa kita bantu untuk mereka. Blog dalam hal ini menjadi alat penempatan diri (positioning) dan pengenalan keunikkan (differentiating) diri kita di tengah masyarakat, komunitas atau khalayak profesional. Contoh gambaran konkrit sebagai muara dari personal branding seperti kondisi dimana di benak masyarakat maka nama kita dilekatkan dengan keahlian tertentu.

Orientasi dari kegiatan blogging atau nge-blog (prioritas utamanya) lebih untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri. Hal ini tidak berarti kita mementingkan sendiri, namun maksudnya bahwa blogging yang kita lakukan minimal harus bermanfaat untuk diri kita sendiri. Pemikiran seperti ini menurut pengalaman akan lebih menjaga semangat kita untuk tetap konsisten nge-blog. Dengan tatanan niat seperti itu energi kita akan selalu menyala untuk blogging. Blogging yang sedari awal ditujukan untuk mendapatkan apresiasi atau impression dari orang lain akan rawan mati semangat menulis di blog. Hal ini kemungkinan terjadi bila ternyata blog yang digarap ternyata tidak mendapat perhatian atau apresiasi dari orang lain. Inilah maksud blogging diorientasikan untuk diri sendiri. Tentunya kita bisa berkeyakinan jika sesuatu itu bernilai bagi diri kita tentu itu akan bernilai juga bagi orang lain (yang membutuhkannya). Blogging kita harus bernilai!

Apa Visinya?
Berpijak dari konsep dan momentum yang telah disebutkan serta setelah memikirkannya sepanjang hari maka dicetuskan visi blog bawontriatmoko.com yaitu 
" Wise and Valuable Hotspot "
Jadi, pada frase visi tersebut terdapat tiga kata kunci yaitu hotspot, valuable, dan wise

Apa maksudnya?
Hotspot dalam konteks teknologi informasi dan komunikasi diartikan sebagai area tertentu dimana tersedia akses internet. Semakna dengan itu, hotspot di sini dimaksudkan sebagai tempat atau destinasi dimana kita bisa mengakses tulisan-tulisan yang tersedia di dalamnya secara mudah. Hotspot tersebut juga bisa dikatakan sebagai Access point bagi siapapun yang membutuhkan informasi atau tulisan-tulisan di blog.

Nah, informasi atau tulisan-tulisan seperti apakah yang diterbitkan di "Hotspot" tersebut?. Jawabannya tersirat dalam konsep blog yang telah diterangkan sebelumnya. Blog yang dibangun harus bisa memberikan manfaat tidak hanya bagi diri sendiri namun juga memberikan faedah bagi orang lain. Blog ini harus menjadi sesuatu yang berarti, berharga, berfaedah, berguna, bermanfaat, dibutuhkan atau penting bagi komunitas/masyarakat. Jadi, blog tidak sekedar hotspot, namun hotspot yang bernilai atau valuable.

Tidak cukup hanya menjadi "Hotspot yang valuable" saja. Ibarat obat, ingat bahwa obat adalah sesuatu yang valuable (bernilai mengobati), yang umumnya terasa pahit maka alangkah baiknya jika dibuat menjadi terasa manis atau diberikan secara manis sehingga orang yang membutuhkannya akan lebih mudah menerimanya. Pengibaratan yang lain seperti sebuah produk, maka jika produk itu dikemas cantik dan disampaikan dengan baik jelas akan menjadi lebih menarik dan mudah diterima. Demikian juga maksudnya bahwa blog ini tidak hanya sekadar "Valuable Hotspot", blog ini juga harus bisa berkembang menjadi blog dimana tulisan-tulisannya itu bijak atau "Wise". Melirik internet, Wise menurut Google Terjemahan (Translate) diterjemahkan sebagai sifat bijaksana, bijak, arif, cerdas, budiman. Sejalan dengan takrif itu maka wise dalam blogging di sini dimaknai bahwa tulisan atau tampilan dari blog disajikan secara bijak. Karya tulis yang diterbitkan harus mempertimbangkan setidaknya tujuh aspek yaitu etika, pengetahuan, profesionalitas, estetika, hukum, teknologi, dan religi.

Etika yang dimaksud meliputi segi-segi seperti plagiarisme, lisensi tulisan, atau hal-hal yang termaktub dalam etika akademik. Aspek pengetahuan mengandung makna bahwa apa yang disampaikan dalam tulisan di blog harus memiliki landasan keilmuan atau referensi yang jelas. Jadi tulisan tersebut bukan "tong kosong nyaring bunyinya". Aspek ketiga yaitu profesionalitas. Profesionalitas ditunjukkan dengan apa yang ditulis merepresentasikan pekerjaan atau apa yang digeluti. Tulisan yang dibuat seyogyanya tidak jauh dari apa yang digeluti, apa yang dikuasai, atau apa yang dirasakan (pengalaman). Tulisan yang bukan bagian dari itu umumnya akan "kering". Keempat, aspek estetika. Estetika atau keindahan bisa diwujudkan berupa tulisan dipadu dengan gambar, tulisan dikemukakan dengan bahasa (diksi) yang baik, tulisan dibuat secara populer sehingga mampu membahasakan kerumitan sains menjadi bahasa yang sederhana. Estetika itu bagaimana membuat tulisan menjadi enak dan menarik walaupun termasuk topik yang berat. Aspek keenam yang penting diperhatikan dalam menerbitkan tulisan yaitu segi hukum. Segi hukum yang harus dicermati setidaknya mencakup hak kekayaan intelektual dan hukum terkait internet. Ketujuh, aspek teknologi. Teknologi yang tepat dapat memudahkan dan mengefisienkan kerja kita. Dalam konteks blogging kita perlu memanfaatkan teknologi informasi yang ada untuk semakin meningkatkan kualitas dan produktifitas tulisan di blog. Terakhir, aspek religi atau agama. Sebagai seorang muslim atau umat beragama, aktivitas blogging jelas harus sejalan dengan rambu-rambu agama. Aktivitas blogging harus harmoni dalam kaitannya dengan hubungan kita dengan Allah swt, hubungan kita dengan sesama umat atau sesama manusia, dan hubungan kita dengan alam ciptaan-Nya. Prinsip ini searah dengan pepatah jawa "memayu hayuning bawana" yaitu kita harus memperindah indahnya dunia ini. Kita tidak boleh membuat tulisan-tulisan yang menyakiti hati sesama umat muslim maupun umat beragama yang lain. 

Nah, demikianlah menurut saya apa yang dimaksudkan dengan "Wise". Blog bawontriatmoko.com ke depan di harapkan akan menjadi "Wise and Valuable Hotspot". Konsep semakna dengan cita-cita. Ikhtiar dan tawakal harus mengiringinya. Doa pun tak boleh lupa, semoga Allah swt senantiasa melindungi dan menolong saya. amin.

*Gambar diambil dari google terjemahan menggunakan lightscreen 1.01 portable pada 29/11/2012.











Postingan populer dari blog ini

Cara Praktis Mengubah Gaya Harvard ke Gaya Vancouver

Pada tulisan Menambahkan Style di Zotero saya menguraikan bagaimana kita bisa membubuhkan gaya sitasi (style) baru ke dalam zotero. Nah, dengan beragam koleksi style yang ada kita bisa dengan mudah dan cepat mengubah suatu style ke style yang lain. Sewaktu-waktu kita dapat mengubah style sitasi dari karya tulis ilmiah kita tanpa harus bekerja mulai dari nol. Perubahan tersebut cukup kita lakukan di aplikasi word processor kita, tanpa perlu terkoneksi dengan internet atau harus online.

Mengapa Suatu Pelarut Dikatakan Polar?

U ntuk mendapatkan suatu senyawa dari suatu bahan tumbuhan, kita dapat menjalankan proses yang dinamakan dengan "ekstraksi berpelarut" ( solvent extraction ) atau bisa disebut "ekstraksi" saja. Pelarut yang akan digunakan untuk ekstraksi harus dipilih yang cocok. Kriteria yang digunakan untuk memilih pelarut ekstraksi antara lain masalah harga, toksisitas, ketersediaan, selektivitas solut, kesulitan untuk rekoveri, sifat fisik (kelarutan dalam air, viskositas, titik didih) dan keamanan penggunaannya (keterbakaran, volatilitas). Keputusan akhir biasanya merupakan jalan tengah di antara kriteria tersebut. Namun, untuk skala laboratorium, kriteria yang menjadi kunci pemilihan pelarut yaitu faktor kelarutan (solubilitas) dan selektivitas (Cannel, 1998:61). Kedua faktor kunci tersebut berhubungan dengan kepolaran molekul pelarut itu sendiri. Kepolaran menunjukkan kekuatan gaya tarik menarik antara molekul. Jika dua zat memiliki gaya-tarik-antara-molekul yang sama ata

Cara Cepat Membuat Kutipan dan Daftar Pustaka dengan Zotero

B agaimana cara anda membuat kutipan (sitasi) dan daftar pustaka pada karya tulis ilmiah? mungkin cara anda adalah dengan langkah-langkah berikut: pertama, anda menyalin (kopi) atau menyimpan dokumennya (buku, jurnal, halaman web) lalu menandai keterangan yang anda perlukan baik rincian pustakanya, maupun teks yang akan dikutip; kedua, anda memasukkan teks dan kutipan (sitasi) ke dalam tulisan sekaligus mencantumkannya ke daftar pustaka; ketiga, anda melakukan langkah pertama dan kedua berulang-ulang baik untuk memasukkan pustaka baru, memberi kutipan yang sama di paragraf yang lain, penyuntingan jika ada kesalahan nama atau tahun, dan sebagainya. Pastinya hal ini akan melelahkan dan membuat sebagian kita menjadi frustasi (mungkin trauma) saat membuat karya tulis ilmiah. Bayangkan jika tulisan kita memuat puluhan jurnal atau buku. Jika ada yang salah, apakah anda akan memeriksa halaman demi halaman (tentu tidak!). Perlu saya sampaikan bahwa cara anda tersebut adalah cara sulit, kenapa