Langsung ke konten utama

Seminar: Tantangan Baru dalam Pengembangan Obat Bahan Alam

Seminar bertema "Tantangan Baru dalam Pengembangan Obat Herbal" akan diselenggarakan pada Sabtu, 23 Juli 2011. Acara ini dilaksanakan oleh Fakultas Farmasi Universitas Pancasila (Jakarta) bekerja sama dengan The Institute for Molecular Modeling and Simulation, University of Natural Resources and Life Sciences, Vienna – Austria. Pemateri yang dihadirkan ada 6 pakar, yaitu Dra. Kustantinah, M.Sc., Apt.; Prof. Dr. Chris Oostenbrink; DR. Maria Reif; Dr. Chaidir; Prof.(ris) Dr. L. Broto Sugeng Kardono, APU, Apt.; dan Prof. Dr. Suprapto Maat, Apt.

Seminar ini dilatarbelakangi oleh berbagai problem dalam pengembangan obat herbal. Hal ini diungkap secara eksplisit dalam brosur seminarnya. Dalam rangka pengembangan obat bahan alam, diperlukan berbagai terobosan termasuk dalam menilai aktivitas biologi dari senyawa aktif obat bahan alam. Selama ini pendekatan yang dilakukan belum memanfaatkan secara optimal metode simulasi komputasi biomolekular yang dapat meminimalkan trial & error dalam penetapan senyawa bioaktif. Seiring dengan meningkatnya pengembangan penelitian dan pemanfaatan obat bahan alam, tentunya prospek pengembangan industri fitofarmaka di Indonesia akan makin terbuka luas, apalagi dengan dukungan kebijakan dan regulasi pemerintah.

Pendekatan simulasi komputasi molekular di atas memanfaatkan perangkat lunak (software) yang bernama GROMOS (GROningen MOlecular Simulation). Hal yang menarik bahwa aplikasi ini berjalan di sistem operasi berbasis Linux (saya belum mengetahui apakah berjalan di Win OS atau tidak). Selain itu, program ini disebutkan dalam website GROMOS pada intinya bebas biaya jika untuk kepentingan akademik. Apabila anda tertarik untuk menggunakan aplikasi ini, ternyata panitia pelaksana juga akan mengadakan short course dan workshop yang akan diadakan secara terpisah.

Informasi dan brosur mengenai seminar dan workshopnya bisa anda lihat di workshop.ffup.org. Adapun mengenai program GROMOS bisa diketahui lebih lanjut dengan mengunjungi situsnya di www.gromos.net atau di www.igc.ethz.ch/GROMOS/.

Postingan populer dari blog ini

Mengapa Suatu Pelarut Dikatakan Polar?

U ntuk mendapatkan suatu senyawa dari suatu bahan tumbuhan, kita dapat menjalankan proses yang dinamakan dengan "ekstraksi berpelarut" ( solvent extraction ) atau bisa disebut "ekstraksi" saja. Pelarut yang akan digunakan untuk ekstraksi harus dipilih yang cocok. Kriteria yang digunakan untuk memilih pelarut ekstraksi antara lain masalah harga, toksisitas, ketersediaan, selektivitas solut, kesulitan untuk rekoveri, sifat fisik (kelarutan dalam air, viskositas, titik didih) dan keamanan penggunaannya (keterbakaran, volatilitas). Keputusan akhir biasanya merupakan jalan tengah di antara kriteria tersebut. Namun, untuk skala laboratorium, kriteria yang menjadi kunci pemilihan pelarut yaitu faktor kelarutan (solubilitas) dan selektivitas (Cannel, 1998:61). Kedua faktor kunci tersebut berhubungan dengan kepolaran molekul pelarut itu sendiri. Kepolaran menunjukkan kekuatan gaya tarik menarik antara molekul. Jika dua zat memiliki gaya-tarik-antara-molekul yang sama ata...

Cara Praktis Mengubah Gaya Harvard ke Gaya Vancouver

Pada tulisan Menambahkan Style di Zotero saya menguraikan bagaimana kita bisa membubuhkan gaya sitasi (style) baru ke dalam zotero. Nah, dengan beragam koleksi style yang ada kita bisa dengan mudah dan cepat mengubah suatu style ke style yang lain. Sewaktu-waktu kita dapat mengubah style sitasi dari karya tulis ilmiah kita tanpa harus bekerja mulai dari nol. Perubahan tersebut cukup kita lakukan di aplikasi word processor kita, tanpa perlu terkoneksi dengan internet atau harus online.

Apa Software Merdeka Itu? (Bagian 2 dari 5)

M aryanto (2010) mengutarakan bahwa di era teknologi informasi, muncul pertanyaan: ”Pentingkah kemerdekaan di bidang software atau program komputer?”, ”Sudahkah kita merasa merdeka ketika menggunakan komputer dan gadget lainnya?”. Dalam istilah FOSS (free/open source sofware), kemerdekaan adalah kebebasan untuk menggunakan program yang telah kita dapatkan, baik secara berbayar maupun gratis. Pengguna juga memperoleh kebebasan untuk mempelajari cara kerjanya, lalu memodifikasinya, dan menyebarluaskannya. Linux merupakan contoh produk berbasis FOSS yang dapat digunakan secara merdeka. Kebalikan dari merdeka adalah terikat (proprietary). Terikat tidak berarti harus membayar lisensi yang mahal, terikat dapat berarti menggunakan program secara tidak legal (ilegal), sehingga dapat dihukum di dunia maupun di akhirat. Terikat juga dapat berbentuk ketergantungan kepada pembuatnya atau vendor tertentu saja sehingga jika ada masalah di kemudian hari, tidak ada pilihan lain kecuali meminta bantuan...