
Indikator digunakan dalam titrasi asam-basa untuk menunjukkan terjadinya netralisasi larutan. Indikator akan memberikan perubahan warna tertentu pada kondisi pH (keasaman) tertentu. Indikator tersebut umumnya berasal dari pewarna organik dan yang dihasilkan secara sintetik. Apakah kita dapat memakai indikator yang berasal dari bahan alam?. Ternyata bunga tumbuhan tertentu bisa dimanfaatkan sebagai indikator untuk titrasi asam-basa.
Hasil percobaan mengindikasikan bahwa ekstrak bunga Delonix regia Raf. dan Caesalpina pulcherrima Swartz dapat digunakan sebagai indikator asam-basa terutama pada titrasi asam kuat dengan basa kuat. Indikator alam ini dibanding indikator sintetik dianggap lebih mudah diperoleh, inert, mudah dipreparasi, dan efektif biaya. Indikator alam ini diteliti oleh Sudarshan et al. yang dipublikasikan dalam Pharmacognosy Journal (Phcog J).
Ekstrak dibuat secara maserasi menggunakan etanol 90%. Ekstrak tersebut diujicobakan dalam titrasi asam-basa kuat dan titrasi asam-basa lemah. Hasilnya dibandingkan dengan indikator standar metil merah, fenolftalin, dan campuran metil jingga: bromokresol hijau (0,1:0,2). Titrasi menggunakan ekstrak tersebut bersifat sensitif (pH sensitive). Hal yang menarik lagi, teramati bahwa indikator biasa (bukan alami) memberikan hasil yang kurang tepat. Kelemahan tersebut disebabkan kelebihan titran (basa) setelah terjadi netralisasi lengkap. Namun, indikator dari ekstrak bunga memberikan titik akhir yang tajam.
Sudarshan et al. menegaskan bahwa indikator alam tersebut yang digunakan dalam titrasi asam-basa diketahui ekonomis, aman, dan alternatif yang efisien. Dia menyimpulkan akan selalu bermanfaat untuk menggunakan Delonix regia Raf. dan Caesalpina pulcherrima Swartz sebagai indikator pada semua tipe titrasi asam-basa karena ekonomis, sederhana,dan tersedia di alam.
Menurut plantamor.com, di Indonesia Delonix regia Raf dikenal sebagai Flamboyan, sedangkan Caesalpina pulcherrima Swartz disebut sebagai Kembang Merak. Adapun lebih lanjut mengenai indikator alam ini, anda bisa mengunjungi phcogj.com.
Hasil percobaan mengindikasikan bahwa ekstrak bunga Delonix regia Raf. dan Caesalpina pulcherrima Swartz dapat digunakan sebagai indikator asam-basa terutama pada titrasi asam kuat dengan basa kuat. Indikator alam ini dibanding indikator sintetik dianggap lebih mudah diperoleh, inert, mudah dipreparasi, dan efektif biaya. Indikator alam ini diteliti oleh Sudarshan et al. yang dipublikasikan dalam Pharmacognosy Journal (Phcog J).
Ekstrak dibuat secara maserasi menggunakan etanol 90%. Ekstrak tersebut diujicobakan dalam titrasi asam-basa kuat dan titrasi asam-basa lemah. Hasilnya dibandingkan dengan indikator standar metil merah, fenolftalin, dan campuran metil jingga: bromokresol hijau (0,1:0,2). Titrasi menggunakan ekstrak tersebut bersifat sensitif (pH sensitive). Hal yang menarik lagi, teramati bahwa indikator biasa (bukan alami) memberikan hasil yang kurang tepat. Kelemahan tersebut disebabkan kelebihan titran (basa) setelah terjadi netralisasi lengkap. Namun, indikator dari ekstrak bunga memberikan titik akhir yang tajam.
Sudarshan et al. menegaskan bahwa indikator alam tersebut yang digunakan dalam titrasi asam-basa diketahui ekonomis, aman, dan alternatif yang efisien. Dia menyimpulkan akan selalu bermanfaat untuk menggunakan Delonix regia Raf. dan Caesalpina pulcherrima Swartz sebagai indikator pada semua tipe titrasi asam-basa karena ekonomis, sederhana,dan tersedia di alam.
Menurut plantamor.com, di Indonesia Delonix regia Raf dikenal sebagai Flamboyan, sedangkan Caesalpina pulcherrima Swartz disebut sebagai Kembang Merak. Adapun lebih lanjut mengenai indikator alam ini, anda bisa mengunjungi phcogj.com.