Langsung ke konten utama

Ilmu Farmasi Menurut IPA

Kalangan Farmasis (atau apoteker) terutama akademisi di Indonesia umumnya mengenal farmasi yang dibagi ke dalam bidang keilmuan seperti Biologi Farmasi, Kimia Farmasi, Biomedik, dan Farmasetika. Bidang tersebut kemudian ditambah lagi Farmasi komunitas atau Farmasi Praktis. Dalam kenyataannya bidang-bidang tersebut memiliki nama yang berbeda-beda di setiap perguruan tinggi. Di Fakultas Farmasi Universitas Jember bidang-bidang tersebut disebut Bagian Biologi Farmasi, Bagian Kimia Farmasi, Bagian Teknologi Farmasi, dan Bagian Farmasi Klinik dan Komunitas. Lain tempat lain nama, di Farmasi Unair ada Kimia Farmasi, Farmasi Komunitas, Farmasi Klinis, Farmasetika; dan Farmakognosi dan Fitokimia. Di kampus lain juga memiliki keunikan penamaan bidang-bidang tersebut.

Istilah-istilah ini terasa khas farmasi di Indonesia. Saat saya mencari jurnal internasional dengan kata kunci tersebut kadang hasilnya minim. Rasanya sulit jika menggunakan istilah-istilah tersebut untuk melakukan pencarian secara spesifik di berbagai situs pencarian jurnal internasional. Saya memerlukan kata kunci (bidang) yang pas untuk mendapatkan hasil yang optimal. Hal ini mengingat pesatnya perkembangan riset kefarmasian di berbagai sektor. Memang, seringkali mungkin karena keakraban kita berselancar di internet kita mengetahui berbagai istilah yang 'populer' di pakai dalam jurnal internasional dengan topik tertentu. Namun, adakah istilah atau kata kunci baku yang mungkin banyak dipakai secara internasional? ternyata ada.

Di tingkat internasional dikenal banyak berdiri pangkalan data ilmiah yang menyimpan ribuan literatur kefarmasian. Pada perkembangannya juga banyak dikembangkan sistematika atau klasifikasi literatur-literatur tersebut ke dalam kelompok kajian tertentu yang biasa kita sebut sebagai kata kunci. Pangkalan data tersebut di antaranya Medline/PubMed (NCBI), NAPRALERT, IPA, dan lain-lain. Referensi kefarmasian seperti jurnal atau publikasi lainnya dikelompokkan menurut bidang-bidang tersebut. Istilah-istilah ini berfungsi sebagai kata kunci dalam pencarian literatur atau referensi ilmiah.

Berbeda dengan versi Medical Subject Heading (MeSH) yang dipakai oleh PubMed, pembidangan farmasi menurut International Pharmaceutical Abstract (IPA) terdiri atas 25 (dua puluh lima) bidang kajian. Bidang-bidang tersebut yaitu:
  1. Adverse Drug Reaction
  2. Biopharmaceutics
  3. Drug Analysis
  4. Drug Evaluation
  5. Drug Interaction
  6. Drug Metabolism and Body Distribution
  7. Drug Stability
  8. Environmental Toxicity
  9. History
  10. Information Processing and Literature
  11. Institutional Pharmacy Practice
  12. Investigational Drugs
  13. Legislation, Laws and Regulation
  14. Methodology
  15. Microbiology
  16. Pharmaceutical Chemistry
  17. Pharmaceutical Education
  18. Pharmaceutical Technology
  19. Pharmaceutics
  20. Pharmacology
  21. Pharmacognosy
  22. Pharmacy Practice
  23. Preliminary Drug Testing
  24. Sociology, Economics and ethics
  25. Toxicity
IPA ini menurut sejarahnya didirikan oleh American Society of Health-System Pharmacist (ASHP). Abstrak pertama kali diterbitkan dalam bentuk cetak pada 1964 dan dikomputerisasi pada 1970.

Jadi, mungkin anda bisa menggunakan pendekatan pencarian dengan kata kunci tersebut. Harapannya anda bisa lebih maksimal dalam jumlah referensi serta jangan lupa hasilnya pun sesuai dengan topik atau konten yang anda inginkan.

Referensi dan Bacaan Tambahan:

Postingan populer dari blog ini

Cara Praktis Mengubah Gaya Harvard ke Gaya Vancouver

Pada tulisan Menambahkan Style di Zotero saya menguraikan bagaimana kita bisa membubuhkan gaya sitasi (style) baru ke dalam zotero. Nah, dengan beragam koleksi style yang ada kita bisa dengan mudah dan cepat mengubah suatu style ke style yang lain. Sewaktu-waktu kita dapat mengubah style sitasi dari karya tulis ilmiah kita tanpa harus bekerja mulai dari nol. Perubahan tersebut cukup kita lakukan di aplikasi word processor kita, tanpa perlu terkoneksi dengan internet atau harus online.

Mengapa Suatu Pelarut Dikatakan Polar?

U ntuk mendapatkan suatu senyawa dari suatu bahan tumbuhan, kita dapat menjalankan proses yang dinamakan dengan "ekstraksi berpelarut" ( solvent extraction ) atau bisa disebut "ekstraksi" saja. Pelarut yang akan digunakan untuk ekstraksi harus dipilih yang cocok. Kriteria yang digunakan untuk memilih pelarut ekstraksi antara lain masalah harga, toksisitas, ketersediaan, selektivitas solut, kesulitan untuk rekoveri, sifat fisik (kelarutan dalam air, viskositas, titik didih) dan keamanan penggunaannya (keterbakaran, volatilitas). Keputusan akhir biasanya merupakan jalan tengah di antara kriteria tersebut. Namun, untuk skala laboratorium, kriteria yang menjadi kunci pemilihan pelarut yaitu faktor kelarutan (solubilitas) dan selektivitas (Cannel, 1998:61). Kedua faktor kunci tersebut berhubungan dengan kepolaran molekul pelarut itu sendiri. Kepolaran menunjukkan kekuatan gaya tarik menarik antara molekul. Jika dua zat memiliki gaya-tarik-antara-molekul yang sama ata

Cara Cepat Membuat Kutipan dan Daftar Pustaka dengan Zotero

B agaimana cara anda membuat kutipan (sitasi) dan daftar pustaka pada karya tulis ilmiah? mungkin cara anda adalah dengan langkah-langkah berikut: pertama, anda menyalin (kopi) atau menyimpan dokumennya (buku, jurnal, halaman web) lalu menandai keterangan yang anda perlukan baik rincian pustakanya, maupun teks yang akan dikutip; kedua, anda memasukkan teks dan kutipan (sitasi) ke dalam tulisan sekaligus mencantumkannya ke daftar pustaka; ketiga, anda melakukan langkah pertama dan kedua berulang-ulang baik untuk memasukkan pustaka baru, memberi kutipan yang sama di paragraf yang lain, penyuntingan jika ada kesalahan nama atau tahun, dan sebagainya. Pastinya hal ini akan melelahkan dan membuat sebagian kita menjadi frustasi (mungkin trauma) saat membuat karya tulis ilmiah. Bayangkan jika tulisan kita memuat puluhan jurnal atau buku. Jika ada yang salah, apakah anda akan memeriksa halaman demi halaman (tentu tidak!). Perlu saya sampaikan bahwa cara anda tersebut adalah cara sulit, kenapa